Amalan Hizib dan Ucapan Syeikh Abu-l Hassan Al Syadzuli
Tidak berbeda dengan tradisi di Timur Tengah,pengamalan tareqat ini di Nusantara dalam banyak tempat lebih bersifat individual, dan pengikutnya relatif jarang dijumpai,tidak seperti para pengamal Tariqat-tariqat Naqsyabandiah, Qadiriah atau Ahmadiah Idrisiah. Dalam praktiknya, kebanyakan para anggotanya hanya membaca secara individual rangaian-rangkaian doa yang panjang (hizb), dan diyakini mempunyai kelebihan-kelebihan spiritual. Para pengamal tariqat ini mempelajari berbagai hizib (jamak ahzab), paling tidak idealnya, melalui pengajaran (talkin) yang diberikan oleh seorang guru yang mursyid dan dapat memelihara hubungan tertentu dengan guru tersebut, walaupun hampir tidak merasakan dirinya sebagai seorang anggota dari sebuah tareqat.
Hizb al-Bahr, Hizb Nashr,
disamping Hizb al-Hafidzah, merupakan antara Hizib yang sangat terkenal
dari as-Syadzilli. Menurut laporan, hizib ini disampaikan kepadanya
oleh Nabi SAW. sendiri. Hizib ini dinilai mempunyai kekuatan adikodrati,
yang terutama dugunakan untuk melindungi selama dalam perjalanan. Ibnu
Batutah menggunakan doa-doa tersebut selama perjalanan-perjalanan
panjangnya, dan berhasil. Dan di Nusantara, dimana doa ini diamalkan
secara luas, secara umum dipercaya bahwa kegunaan spiritual doa ini
hanya dapat diperolehi dengan berpuasa atau bermujahadah dibawah
bimbingan guru.
Hizib-hizib dalam Tareqat Syadzilliyah, juga digunakan oleh anggota
tareqat lain untuk memohon perlindungan tambahan (Istighotsah), dan
berbagai kekuatan hikmah, seperti yang diamalkan oleh pengikut-pengikut
Tareqat Ahmadiah Idrisiah, Rifai’yah dan Qadiriyah. Mereka yang ahli
mengatakan bahwa hizib, bukanlah doa yang sederhana, ia secara kebaktian
tidak begitu mendalam; tapi lebih merupakan doa-doa perlindungan
mengandungi Nama-nama Allah Yang Agung (Ism Allah A’zhim) serta
ayat-ayat al-Quran dan, apabila dilantunkan secara benar, akan
mengalirkan berkah dan menghasilkan tindakbalas luar biasa. Mengenai
penggunaan hizib, wirid, dan doa, para syeikh tareqat biasanya tidak
keberatan bila doa-doa, hizib-hizib (Azhab), dan wirid-wirid dalam
tareqat dipelajari oleh setiap muslim untuk tujuan peribadi. Akan tetapi
mereka tidak bersetuju murid-murid mereka mengamalkannya tanpa
keizinan.
Tareqat ini mempunyai pengaruh yang besar di dunia Islam. Sekarang
tariqat ini terdapat di Afrika Utara, Mesir, Kenya, dan Tanzania Tengah,
India, Sri Lanka, Indonesia, Malaysia dan beberapa tempat yang lainnya
termasuk di Amerika Barat dan Amerika Utara. Di Mesir yang merupakan
awal mula penyebaran tareqat ini, tareqat ini mempunyai beberapa cabang,
yakitu: al-Qasimiyyah, al- Madaniyyah, al-Idrisiyyah, as-Salamiyyah,
al-Handusiyyah, al-Qauqajiyyah, al-Faidiyyah, al-Jauhariyyah,
al-Wafaiyyah, al-Azmiyyah, al-Hamidiyyah, al-Faisiyyah dan al-
Hasyimiyyah.
Yang menarik dari falsafah tasawuf Asy-Syadzily, kandungan makna hakiki
dari Hizib-hizib itu, memberikan penekanan simbolik mengenai ajaran
utama dari tasawuf atau Tarikat Syadziliyah. Jadi tidak sekadar doa
belaka, melainkan juga mengandung doktrin sufistik yang sangat hebat.
Di antara Ucapan Syeikh Abul Hasan asy-Syadzili:
1. Penglihatan akan yang Haqq telah mewujud atasku, dan takkan
meninggalkan aku, dan lebih kuat dari apa yang dapat dipikul, sehingga
aku bermohon kepada Tuhan agar memasang sebuah tirai antara aku dan Dia.
Kemudian sebuah suara memanggilku, katanya ” Jika kau memohon
kepada-Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan
memasang tirai antara kau dan Dia. Namun memohonlah kepada-Nya untuk
membuat mu kuat memiliki-Nya.”Maka akupun memohon kekuatan dari Dia dan
Dia pun membuatku kuat, segala puji bagi Tuhan!
2. Aku dipesan oleh guruku (Abdus Salam ibn Masyisy ra): “Jangan anda
melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkn keredhaan
Allah, dan jangan duduk dimajlis kecuali yang aman dari murka Allah.
Jangan bersahabat kecuali dengan orang yang membantu berbuat taat kepada
Allah. Jangan memilih sahabat karib kecuali orang yang menambah
keyakinanmu terhadap Allah.”
3. Seorang wali tidak akan sampai kepada Allah selama ia masih ada syahwat atau usaha ikhtiar sendiri.
4. Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya
hajat keperluanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah.
Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk bermunajat kepada
Allah yang memeliharamu dari-Nya.
5. Seorang arif adalah orang yang megetahui rahsia-rahsia kurniaan Allah
di dalam berbagai-bagai macam bala’ yang menimpanya sehari-hari, dan
mengakui kesalahan-kesalahannya didalam lingkungan belas kasih Allah
kepadanya.
6. Sedikit amal dengan mengakui kurnia Allah, lebih baik dari banyak amal dengan terus merasa kurang beramal.
7. Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mukmin yang berbuat dosa,
nescaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah
kiranya menjelaskan : “Andaikan Allah membuka hakikat kewalian seorang
wali, niscaya ia akan disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat
Allah SWT.
Berikut ini hizbnya
Tidak ada komentar :
Posting Komentar